Serangan ini merupakan bagian dari rangkaian serangan udara Israel terhadap Suriah yang telah berlangsung bertahun-tahun, terutama setelah kejatuhan rezim Baath. Selama periode tersebut, Israel telah melakukan ratusan serangan udara dengan tujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Suriah, khususnya yang terkait dengan kekuatan dan persenjataan yang dapat memperkuat kemampuan militer negara tersebut. Pangkalan-pangkalan militer yang digunakan oleh pasukan Suriah dan sekutunya, termasuk milisi yang didukung Iran, sering kali menjadi sasaran utama dalam serangan-serangan tersebut.
Wilayah Latakia dan Tartus, yang terletak di pantai barat Suriah, telah menjadi lokasi strategis bagi Suriah dan sekutunya. Tartus, misalnya, memiliki pangkalan angkatan laut yang digunakan oleh militer Rusia, sekutu utama Suriah dalam perang saudara yang berlangsung lebih dari satu dekade. Kehadiran pasukan militer asing, terutama yang berafiliasi dengan Iran dan Rusia, membuat wilayah ini semakin rawan menjadi target serangan.
Israel sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai serangan terbaru ini. Namun, pemerintah Israel secara terbuka telah menyatakan keprihatinannya terhadap pengaruh Iran di Suriah dan berjanji akan terus mengambil tindakan untuk menggagalkan upaya-upaya yang dianggap mengancam keamanan Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah mengintensifkan serangan udara terhadap infrastruktur yang diyakini dapat digunakan oleh Iran untuk mengirim senjata dan perlengkapan militer ke kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Teheran di Suriah.
Sejak perang saudara Suriah dimulai pada 2011, Israel telah berulang kali menargetkan fasilitas militer di Suriah, dengan tujuan mengurangi pengaruh militer Iran di negara tersebut. Israel juga berusaha mencegah adanya pengiriman senjata canggih yang dapat memperkuat kemampuan militer Hizbullah, milisi yang berbasis di Lebanon dan didukung oleh Iran, serta pasukan lainnya yang berafiliasi dengan Teheran.
Meski Suriah telah berusaha memperkuat pertahanan udara dan meningkatkan kemampuan militer dalam menghadapi serangan-serangan ini, Israel tetap berhasil melaksanakan serangan udara secara rutin. Israel mengklaim bahwa serangan-serangan ini diperlukan untuk mencegah penyebaran senjata canggih ke kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap keamanan negara mereka.
Dengan adanya serangan udara terbaru ini, ketegangan antara Israel dan Suriah, serta sekutu-sekutu mereka, semakin meningkat. Sementara itu, komunitas internasional terus menyerukan perdamaian dan penyelesaian diplomatik terhadap konflik yang telah berlangsung lama ini. Namun, serangan-serangan semacam ini menunjukkan bahwa solusi damai masih sangat jauh dari jangkauan, dan ketegangan di wilayah ini tetap menjadi sumber kekhawatiran bagi stabilitas kawasan Timur Tengah.
More Stories
Akselerasi Produksi Jagung Nasional: Kolaborasi Kementan dan Polri untuk Swasembada Pangan
Pemulangan Narapidana Bali Nine ke Australia: Rehabilitasi Sesuai Prosedur
BNPB Gunakan Drone untuk Pantau Banjir di Kabupaten Kampar, Riau