6 Desember 2024

Radar Brita

Seputar Warta

Israel Terus Perluas Operasi Militer di Gaza, Tawanan Hamas Makin Terancam

Israel Terus Perluas Operasi Militer di Gaza, Tawanan Hamas Makin Terancam

https://www.merdeka.com

Radar Brita – Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (Ynet) baru-baru ini melaporkan bahwa pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kini mengandalkan harapan bahwa tawanan yang ditahan Hamas di Gaza akan segera tewas seiring dengan semakin meluasnya operasi militer di wilayah tersebut. Operasi ini, yang telah memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza, bertujuan untuk mengusir seluruh penduduk Palestina dengan alasan untuk membangun pemukiman bagi warga Yahudi di kawasan tersebut.

Dalam laporan yang dipublikasikan oleh Ynet, dikatakan bahwa situasi puluhan tawanan yang masih hidup di tangan Hamas semakin memburuk setiap minggu. Laporan intelijen yang diberikan kepada kabinet Israel mengungkapkan bahwa keadaan tawanan ini semakin kritis. Beberapa menteri sayap kanan Israel bahkan menyatakan bahwa jika perundingan gencatan senjata tidak segera dilanjutkan, masalah mengenai tawanan tersebut akan diselesaikan secara tragis. Mereka percaya bahwa penolakan untuk membebaskan ratusan tahanan yang mereka sebut sebagai “teroris” akan berakhir sia-sia, dan kematian para tawanan ini mungkin menjadi bagian dari rencana Israel.

Peristiwa yang memicu ketegangan ini berawal pada 7 Oktober tahun lalu, ketika Brigade Al-Qassam dari Hamas menculik sekitar 250 warga sipil dan tentara Israel. Sejak itu, Hamas telah berusaha membebaskan tawanan tersebut melalui negosiasi pertukaran tahanan dan gencatan senjata. Selain itu, Hamas juga menuntut agar ribuan tahanan Palestina yang ada di penjara Israel dibebaskan dan blokade yang telah berlangsung sejak 2007 dihentikan.

Namun, upaya-upaya untuk mencapai kesepakatan ini kerap digagalkan oleh Perdana Menteri Netanyahu dan sejumlah menteri dari partai sayap kanan seperti Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich. Alih-alih melanjutkan negosiasi, pemerintah Israel justru memperluas perang dengan terus menghancurkan Gaza dan berusaha mengokohkan pendudukan mereka dengan membangun pemukiman Yahudi di wilayah yang sebelumnya dihuni oleh warga Palestina. Selain serangan udara yang menargetkan wilayah Gaza, pasukan Israel juga telah menembaki tawanan yang ada di tangan Hamas, menyebabkan banyak dari mereka tewas.

Sampai saat ini, sekitar 70 tawanan yang masih hidup berada dalam ancaman serius. Jika gencatan senjata atau perundingan tidak segera dilanjutkan, diperkirakan sisa tawanan tersebut akan tewas. Kemungkinan besar, pemerintah Israel akan menggunakan kematian tawanan ini sebagai alasan untuk melanjutkan rencana mereka menduduki Gaza secara permanen. Dikatakan dalam laporan tersebut, kematian 20 hingga 30 tawanan lagi dapat memicu gelombang kemarahan publik yang akan ditujukan kepada Hamas, yang pada gilirannya akan semakin memperkuat dorongan bagi pemerintah Israel untuk mempertahankan pasukan mereka di Gaza. Para pemimpin Israel, terutama dari sayap kanan, tidak menyembunyikan ambisi mereka untuk memperluas wilayah pendudukan dan membangun lebih banyak pemukiman Yahudi di wilayah Gaza.

Perluasan wilayah pendudukan Israel sudah semakin terlihat dengan pembangunan pangkalan militer permanen di Koridor Netzarim, yang terletak di Gaza utara. Pembangunan ini semakin menegaskan niat Israel untuk mengukuhkan kontrol mereka atas wilayah Gaza meskipun upaya-upaya negosiasi dan gencatan senjata gagal dilakukan. Di balik eskalasi kekerasan dan kerusakan yang terus berlanjut di Gaza, pemerintah Israel sepertinya semakin mantap dalam tujuan jangka panjang mereka untuk memindahkan dan menggantikan populasi Palestina dengan warga Yahudi, sambil memanfaatkan situasi tawanan yang makin kritis sebagai alat untuk melanjutkan agresi militer mereka.