Radar Brita – Raden Aliman Barus (62) meninggal dunia setelah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok anggota TNI pada Jumat malam, 8 November 2024. Peristiwa tersebut terjadi di Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Keributan bermula ketika puluhan anggota TNI dari Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan terlibat perselisihan dengan warga setempat.
Binawanti, Kepala Dusun III Desa Selamat, mengungkapkan bahwa Raden tewas diduga akibat penganiayaan oleh anggota TNI. Saat kejadian, Raden tengah mencari cucunya yang diduga terlibat dalam keributan tersebut. “Pak Raden meninggal karena dia mau melihat cucunya yang dikira terlibat keributan,” ujar Binawanti, Senin, 11 November. Namun, sial bagi Raden, ia justru menjadi korban salah sasaran.
Dalam kejadian itu, Raden yang berusaha mencari cucunya malah dianiaya tanpa ampun oleh anggota TNI. “Belum sampai ke tempat cucunya, mereka sudah membabi buta menghajarnya. Ada yang mau menolong Pak Raden, tapi malah dianiaya juga,” jelasnya. Saat itu, Raden tidak sempat menemukan cucunya karena telah menjadi sasaran amukan kelompok tersebut.
Motif kedatangan puluhan anggota TNI ke desa tersebut hingga kini belum diketahui secara pasti. Berdasarkan penuturan warga, anggota TNI tersebut tengah mencari rekannya yang hilang. “Kata warga, para TNI mencari kawannya yang hilang. Anggota TNI menduga kawannya hilang diculik warga. Bahkan mereka mendobrak rumah warga,” ujar Binawanti.
Kerusuhan tersebut menyebabkan sejumlah warga lain juga terluka. Beberapa di antaranya mengalami luka-luka seperti mata yang terkena tusukan atau benda tajam lainnya. Warga melaporkan bahwa beberapa anggota TNI membawa senjata tajam, kayu, dan alat lain yang digunakan untuk menyerang warga.
Peristiwa penyerangan itu melibatkan sedikitnya 33 anggota TNI yang diduga turut serta dalam aksi kekerasan tersebut. Selain menyebabkan Raden Aliman Barus tewas, serangan itu juga mengakibatkan delapan orang warga sipil mengalami luka-luka. Akibat dari insiden ini, situasi di Desa Selamat menjadi tegang, dan para korban yang terluka segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Terkait kejadian tersebut, Pangdam I/BB, Letjen TNI Mochammad Hasan, menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi. Dalam pertemuan dengan keluarga korban di Jambur Sada Nioga, Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat pada 10 November, Pangdam meminta agar insiden ini dimaafkan. “Mohon maafkan kami atas insiden yang telah terjadi,” kata Pangdam.
Letjen Hasan juga memastikan akan bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Ia berjanji akan memberikan jaminan biaya perawatan medis bagi semua korban yang dirawat di rumah sakit. “Semalam saya dan pihak keluarga telah berjumpa dan koordinasi. Harapan saya, percayakan kepada kami untuk proses ini semua hingga tuntas dan seadil-adilnya,” tutup Letjen Hasan.
More Stories
Geisz Chalifah Dukung Pramono-Rano Karno di Debat Final Pilgub DKI Jakarta
Prabowo dan António Guterres Bahas Isu Global, Palestina, dan Perubahan Iklim di Rio de Janeiro
Angka PHK di Indonesia Meningkat Signifikan, Jakarta Tertinggi