Radar Brita – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa tim petugas gabungan telah mengoperasikan pesawat tanpa awak (drone) untuk memantau kondisi banjir di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Langkah ini dilakukan guna memastikan sebaran wilayah terdampak banjir, sekaligus memetakan kebutuhan evakuasi dan bantuan bagi warga yang terdampak.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, pemantauan menggunakan drone dilakukan bersama dengan penyediaan perahu fiber untuk mendukung proses evakuasi. Wilayah Desa Kuntu, yang berada di Kecamatan Kampar Kiri, dilaporkan sebagai salah satu area terdampak terparah. Di desa tersebut, sekitar 180 rumah dan satu gedung fasilitas sekolah tergenang air akibat banjir.
Banjir ini terjadi akibat meluapnya Sungai Subayang yang tidak mampu menampung curah hujan tinggi pada Senin (13/1) pagi. Kondisi tersebut menyebabkan terganggunya arus lalu lintas karena jalan utama di kawasan itu tergenang air. Selain itu, areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar juga turut terkena dampak banjir.
Hasil pendataan BNPB mencatat bahwa sebanyak 456 warga terdampak oleh banjir dengan ketinggian air mencapai 10 hingga 100 sentimeter. Meski demikian, mayoritas warga memilih untuk tetap bertahan di rumah mereka masing-masing. Hingga saat ini, tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau, TNI, Polri, staf kecamatan, serta relawan masih bekerja keras untuk menangani bencana tersebut.
Upaya tanggap darurat yang dilakukan meliputi pendataan jumlah korban terdampak, penyediaan bantuan logistik, dan pemantauan situasi. Langkah ini bertujuan memastikan setiap warga yang membutuhkan bantuan dapat terlayani dengan baik.
Sebagai bagian dari penanganan bencana, drone telah membantu memetakan wilayah terdampak secara lebih akurat. Data yang diperoleh dari pemantauan udara memungkinkan tim gabungan untuk merencanakan tindakan lebih lanjut, termasuk evakuasi warga jika situasi memburuk.
Sungai Subayang yang meluap juga menjadi pengingat akan pentingnya sistem pengelolaan air dan infrastruktur penanganan banjir yang lebih baik. Situasi seperti ini menunjukkan bahwa langkah antisipasi bencana harus terus ditingkatkan, termasuk penyediaan alat-alat teknologi yang dapat mendukung respons cepat terhadap bencana.
BNPB berharap agar penanganan banjir ini dapat segera dilakukan secara maksimal sehingga masyarakat yang terdampak dapat kembali beraktivitas dengan normal. Selain itu, koordinasi antarinstansi diharapkan berjalan lancar untuk memastikan distribusi bantuan dan evakuasi berlangsung tanpa hambatan.
Bencana banjir ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan, terutama dengan curah hujan yang semakin tidak terprediksi akibat perubahan iklim. Di sisi lain, inovasi teknologi seperti penggunaan drone memberikan harapan baru dalam meningkatkan efisiensi dan kecepatan penanganan bencana di Indonesia.
More Stories
Akselerasi Produksi Jagung Nasional: Kolaborasi Kementan dan Polri untuk Swasembada Pangan
Pemulangan Narapidana Bali Nine ke Australia: Rehabilitasi Sesuai Prosedur
DJP Klarifikasi Kendala Akses Coretax, Terus Upayakan Penyempurnaan Sistem